Badai salju? Yup… dari tadi malam Stockholm diterjang badai salju, terutama di daerah kota madya Haninge dimana kita tinggal. Ketika bangun tidur sudah melihat 30 cm salju ada di halaman, berpikir bahwa kereta pastinya akan terganggu dengan cuaca seperti ini. Mendengar di berita pagi pun sepertinya akan turun sekitar 20-30 cm salju tambahan lagi hari ini sehingga aku dan P memutuskan untuk mencoba menyetir mobil untuk berangkat kerja. Tapi ternyata perkiraan kita salah besar…
Mobil berhasil keluar dari garasi tapi akhirnya belum lagi setengah jalan sudah terdiam di benaman 30 cm snow dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Walaupun akhirnya kami keluar dan berusaha menghilangkan ssalju yang menghalangi ban mobil. Setelah setengah jam berlalu, mobil belum saja bisa bergerak. Akhirnya dengan bantuan bisa kembali memarkir mobil di garasi dan memutuskan untuk memilih naik kereta. Berjuang melawan angin dan salju, kaki ini melangkah di salju yang hampir menenggelamkan semua bagian betis. Dingin tentunya karena sepatu boots yang aku pakai tidak sampai setengah lutut. Tapi niat untuk mengejar kereta pagi ini lebih kuat dengan dingin yang mulai menyerang kaki. Berharap bisa mengambil beberapa foto dengan kamera mobil telefonku, masih ada harapan kereta akan baik-baik saja.
Jam menunjukkan pukul 08:15 pagi dan aku bersama beberapa orang sudah menunggu kereta di dalam boks kecil yang ternyata atapnya tidak menyatu dengan dinding, sehingga ketika angin datang, salju masih menembus dan menyerang kita yang ada di dalam. Aku baru sadar kalau topi, sarung tangan, sepatu dan kaos kakiku sudah basah. Tapi memikirkan untuk berjalan kembali pulang untuk menggantinya, sepertinya tidak ada harapan karena badai semakin deras saja. Akhirnya untuk menghilangkan dingin, aku melompat-lompat di tempat dan untungnya orang-orang di sekitarku sangat ramah dan membiarkan aku menghangatkan diri dengan caraku. Satu jam setelah menunggu, akhirnya kereta menuju tempat kerja datang…. bahagia, kami berlari menembus badai dan tidak menghiraukan kaki kami yang terbenam di tumpukan gunung putih yang semakin tinggi. Berhasil duduk dekat pemanas di kereta, mengucap syukur bahwa akhirnya bisa menghangatkan badan sedikit, terus terang aku merasa aman. Komunikasi dengan tempat kerja tidak terputus dan rasa bersalah karena datang tidak tepat waktu sempat menghantui aku, tapi ketika aku melihat sekelilingku… aku sadar, tidak ada yang bisa kita lakukan jika alam menunjukkan siapa yang memegang kendali hari ini.
Kehangatan itu ternyata tidak lama, tiba-tiba saja kereta berhenti dan tidak berjalan lagi. Beberapa orang mulai panik dan bertanya-tanya ada apa?! Akhirnya kami mendengar bahwa di depan kami ada kereta yang rusak dan sang kondektur tidak tahu sampai kapan kita akan berada di stasiun kecil ini. Jujur, rasa panik sudah mulai menyerang, mencoba menelpon P dan ternyata salju sudah hampir mencapai pagar di depan rumah dan tentu saja, mobil masih terbenam oleh si putih. Putus harapan dengan mobil aku berusaha bercari cara untuk bisa sampai di tempat kerja, namun sayangnya tidak ada alternatif lain untuk pergi ke kota, bisa dikatakan kereta lumpuh total. Ketika sedang asik mencoba mencari cara untuk melanjutkan perjalanan, lampu kereta dimatikan dan akhirnya… kami semua harus keluar karena perjalanan menuju ke kota dibatalkan, dengan alasan sinyal yang salah di salah satu station dan kereta yang rusak di depan kereta yang kami tumpangi belum bisa diperbaiki. Berbondong-bondong kami menuju stasiun kecil untuk menghindarkan diri dari badai yang sepertinya belum mau berhenti bahkan semakin deras. Jarum jam sudah menunjukkan hampir menjelang siang.
Sambil duduk berdesak-desakan aku membayangkan seperti berada di sebuah film. Beberapa orang mencoba menelepon sanak keluarga untuk menjemput mereka di stasiun ini, namun ketika mobil jemputan datang, mereka tidak bisa bergerak karena salju terlalu tebal dan tampaknya mereka harus keluar untuk mendorong mobil untuk bisa melalui jalanan yang licin diselimuti salju dan es. Sebuah pemandangan yang jarang aku temukan dan sepertinya tidak ada jalan keluar. Jari-jari kakiku mulai terasa sangat dingin, celana panjang hitam yang aku pakai sudah basah dari lutut ke bawah, sarung tangan sudah mengeluarkan air jika aku peras dan topi bukan lagi pelindung yang hangat. Aku tidak bisa kemana-mana!!! Tidak juga bisa pulang karena tidak ada kereta yang menuju ke arah pulang!!! Aku beruntung ada teman-teman yang menemaniku untuk membunuh waktu. Aku berpikir kalau jari-jariku harus tetap bergerak untuk mengusir dingin karena seperti yang aku bilang, sarung tangan bukan pelindung lagi tapi akan menambah dingin karena basah. Aku sangat berterima kasih kepada teman-teman yang menemaniku dan tetap menghibur aku yang baru pertama kali terjebak cuaca yang tidak bersahabat.ย Menelepon ke tempat kerja dan mereka menyarankan aku untuk pulang, aku sangat berterima kasih atas niat baik mereka untuk menyuruhku tidak memaksakan diri untuk datang ke kantor hari ini. Namun ada tanya yang muncul di benakku, bagaimana caranya aku bisa pulang kalau kereta saja tidak ada??!! Ada niat untuk memanggil taxi, namun melihat beberapa mobil penjemput yang terjebak salju, aku mengurungkan niatku. Hanya doa dan harapan untuk adanya kereta setidaknya untuk pulang ke rumah.
Setelah berjam-jam terjebak dalam badai dan dingin, akhirnya kereta menuju pulang ada juga dan hari sudah menjelang sore. Orang-orang berebut untuk bisa masuk dan tertampung dalam kereta, puji Tuhan aku mendapatkan tempat duduk dekat pemanas di kereta yang membawaku pulang. Syukur yang dalam terucap untuk bisa merasakan hangatnya rumah dan tidak bermalam di stasiun kereta kecil yang cukup dingin itu. Sampai di depan rumah, salju sudah mencapai ketinggian 1 meter dan aku
mencoba mengambil beberapa foto dari jendela. 4 foto pertama diambil saat pagi hari sebelum berangkat dan 3 foto setelahnya diambil setelah sampai rumah dan menyeruput teh anget, mobil teleponku sangat membantuku untuk mengabadikan pemandangan yang jarang terjadi di Stockholm.
Berharap besok badai salju akan berhenti dan aku bisa bekerja lagi. Saatnya untuk berendam air hangat dan habis itu masak buat makan malam, sampai ketemu di post berikutnya yaaa… tentu saja dengan lebih banyak foto hasil badai hari ini.
Stockholm, dym 05122012
memeeeehh tebel gati nuookkk saljune. ane ncenan umahne kambing nah? be metanem salju?
ane 4 foto pertama ento di pekarangan depan umahne kambing, ane 3 foto terakhir ento di halaman belakang umahne kambing, keleb pokoke ajak salju wkwkkwkw
O.O
Padahal mungkin dulu kalo masib si indo.. pengen degh bermain2 dengan salju… rasanya enak kali ya daripada sini yang panasnya amit2.. tapi kalo seperti postingan ini, hambok! Repotnya.. dan kebayang dinginnya >_<
Tapi kalo ga badai salju itu emang bener-bener cantik Wid. Ini hanya karena badai aja jadi suerem apalagi pake acara kejebak segala ๐
Mimih Deni…. jeg saya menggigil dini…. ken2 ye dingine… be ye luwung ngenahne care di negeri dongeng..
Lamun jakete tebel trus nganggo sarubg tangan, topi trus sepatu winter sich sing begitu dingin Mbok. Kale lsmun sube belus mekejang jeg alamat menggigil seken-seken be ๐
Ngenahne sih keren care di negeri dongeng, kale jeg sampe di Badung mase dingine….
Emang jegeg Mbok, kikiki pedalem Mbok kuw kedinginan ningalin foto-foto salju kikikikk